1. JUDUL
Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
2. TUJUAN
Untuk mengenal bentuk dan luar
dan bagian-bagian columna vertebra, sistem pencernaan, sistem peredaran darah,
sistem pernafasan, dan sistem urogenital pada ikan mas.
3. DASAR
TEORI
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang
pipih kesamping dan lunak, yang termsuk dalam golongan teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang
bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan menggunakan
insang. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di
Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat
di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan
dan Jepang. Ikan mas Punten
dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang
dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
Klasifikasi Ikan Mas menurut
saanin (1984) adalah sebagai berikut :
Filum : Chodata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo :
Ostariophysi
Sub Ordo :
Cyprinoidea
Famili :
Cyprinidea
Genus :
Cyprinus
Spesies :
Cyprinus caprio L
Daerah yang sesuai untuk mengusahakan pemeliharaan ikan ini yaitu daerah
yang berada antara 150 – 600 meter di atas permukaan laut, pH perairan berkisar
antara 7-8 dan suhu optimum 20-25 oC. Ikan Mas hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus air yang tidak
deras, baik di sungai danau maupun di genangan air lainnya ( Asmawi, 1986).
Ikan Mas mempunyai ciri-ciri
badan memanjang, agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang
kumis (babels), ukuran dan warna badan sangat beragam (Sumantadinata, 1983).
Ikan Mas dikenal sebagai ikan
pemakan segala (omnivora) yang antaralain memakan serangga kecil, siput cacing,
sampah dapur, potongan ikan, dan lain-lain (Asmawi,1986).
Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)
dapat digunakan sebagai hewan uji hayati karena sangat peka terhadap perubahan
lingkungan (Brinley cit. Sudarmadi, 1993). Di Indonesia ikan yang termasuk
famili Cyprinidae ini termasuk ikan yang populer dan paling banyak dipelihara
rakyat, serta mempunyai nilai ekonomis. Ikan mas sangat peka terhadap faktor
lingkungan pada umur lebih kurang tiga bulan dengan ukuran 8 – 12 cm. Disamping
itu ikan mas di kolam biasa (Stagnan water) kecepatan tumbuh 3 cm setiap
bulannya (Arsyad dan Hadirini cit. Sudarmadi, 1993).
Ikan mas berbadan panjang
dengan perbandingan antara panjang total dengan tinggi badan 3 : 1 (tergantung
varitas). Bila dipotong di bagian tengah badan memilki perbandingan antara
tinggi badan dan lebar badan 3 : 2 (tergantung varitas). Warna tubuh ikan mas
juga tergantung dari varitas, ada merah, kuning, abu-abu, kehijauan, dan ada
juga yang belang. Tubuh ikan mas terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan
ekor. Mulut, sepasang mata, hidung, dan tutup insang terletak di kepala.
Seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi dengan sisik yang besar, dan berjenis
ctenoid. Pada bagian itu terlihat ada garis linea lateralis, memanjang mulai
dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor.
Mulut kecil, membelah bagian depan kepala. Sepasang mata bisa dibilang
cukup besar terletak di bagian tengah kepala di kiri, dan kanan. Sepasang
lubang hidung terletak di bagian kepala. Sepasang tutup insang terletak di
bagian belakang kepala. Selain itu, pada bagian bawah kepala memiliki dua
pasang kumis sungut yang pendek. Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung
panjang terletak di bagian punggung. Sirip dada sepasang terletak di belakang
tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah.
Sirip perut hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya terletak di
belakang dubur. Sirip ekor juga
hanya satu, terletak di belakang, dengan bentuk cagak
Keterangan
Gambar Sistem-sistem Pada Ikan Mas
Reproduksi
seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan
terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang
akan berkembang menjadi embrio.
Fertilisasi
pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.
Fertilisasi
eksternal
merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni
berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces)
dan amfibi (katak).
Fertilisasi
internal
merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina.
Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat
kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada
hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil,
aves dan
Mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Ovipar
(Bertelur)
Ovipar
merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang.
Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak.
Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
Vivipar
(Beranak)
Vivipar
merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus
(rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan
dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia
(hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
Ovovivipar
(Bertelur dan Beranak)
Ovovivipar
merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih
tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan
makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di
dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh
hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
1.Reproduksi
Ikan
Ikan
merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki
alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun
mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi
oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan
dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang
rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan
dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan
melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar
melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi
eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi
melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak
ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning
telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari
sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
2.Reproduksi
Amfibi (Amphibia)
Kelompok
amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak
betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.
Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak
betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum
yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya,
ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu
corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat
pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang
disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter.
Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera
setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan
ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi
fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok
telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya
berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal
kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru,
serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan
dengan anggota gerak depan.
Setelah
3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak
depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air,
sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas
dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.
SISTEM REPRODUKSI
Sistem reproduksi pada hewan vertebrata terbagi menjadi 3, yaitu: Ovipar (
bertelur ), ovovivipar ( bertelur melahirkan ), dan vivipar ( melahirkan ).
Sedangkan cara fertilisasinya terbagi menjadi 2, yaitu: fertilisasi internal (
fertilisasi yang terjadi dalam tubuh hewan betina ) dan fertilisasi eksternal (
fertilisasi yang terjadi di luar tubuh ). Fertilisasi eksternal adalah
penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam
suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi
(katak). Sedangkan fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum
yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya
peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin
betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat
(terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan Mamalia.
Hewan
yang berkembangbiak dengan cara Ovipar (Bertelur), setelah sel gamet jantan dan
betina melakukan fertilisasi, embrio akan berkembang dalam telur dan dilindungi
oleh cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam
telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas
menjadi anak. Ovipar terjadi pada ikan, burung dan beberapa jenis reptil.
Hewan
yang berkembangbiak dengan cara Vivipar (Beranak), setelah sel telur dan sel
sperma melakukan fertilisasi, embrio berkembang dan mendapatkan makanan dari
dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak
akan dikeluarkan melewati vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah
kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
Sedangkan
hewan yang berkembnagbiak dengan cara Ovovivipar (Bertelur dan Beranak),
setelah sel telur dan sel sperma melakukan fertilisasi
embrio akan berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal), beberapa jenis ikan pari, dan beberapa jenis ikan hiu.
embrio akan berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal), beberapa jenis ikan pari, dan beberapa jenis ikan hiu.
SISTEM REPRODUKSI BETINA
A.
Sistem Reproduksi Pisces
Pada
umumnya, ikan merupakan hewan yang berkembangbiak dengan cara ovipar ( bertelur
), namun ada beberapa golongan ikan yang berkembangbiak dengan cara ovovivipar
( bertelur melahirkan ) dan vivipar ( melahirkan ). Ikan terbagi menjadi dua,
ada ikan bertulang rawan ( Chondrichthyes ) dan
ada ikan yang bertulang sejati. Ikan bertulang rawan, misalnya Hiu ( Charcharias
sp. ) dan pari pada umumnya berkembangbiak dengan cara vivipar dan
ovovivipar walaupun ada sebagian dari golongan ikan tersebut yang
berkembangbiak dengan cara ovipar. Sedangkan ikan bertulang sejati, misalnya
ikan mas berkembangbiak dengan cara bertelur. Begitu juga dengan cara
pembuahannya, ikan bertulang rawan pada umumnya melakukan pembuahan secara
internal, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh, tepatnya di uterus hewan
betina. Sedangkan ikan bertulang sejati, pembuahannya dilakukan secara
eksternal atau di luar tubuh, jadi betina mengeluarkan sel telurnya dan jantan
mengeluarkan sel spermanya yang kemudian sel sperma tersebut membuahi sel telur
di lingkungan luar, bukan dalam uterus hewan betina.
- Organ Reproduksi Ikan
Organ
reproduksi pada ikan terbagi menjadi 2. Yaitu:
- Alat kelamin luar:
Kloaka ( lubang pengeluaran sel telur )
- Alat kelamin dalam:
Oviduk, ovarium.
Ovarium
merupakan tempat dihasilkannya sel telur ( ovum ), Berbentuk longitudinal,
letaknya internal dan berjumlah sepasang.
Tergantung
pd bagian atas rongga tubuh dgn perantaraan mesovaria di
bawah
atau di samping gelembung gas (jika ada). Ukuran dan perkembangannya dlm rongga
tubuh bervariasi dgn tingkat kematangannya. Dalam keadaan matang gonad, ovarium
dpt mencapai 70% dr berat tubuhnya.
Warna:
keputih-putihan pd waktu muda dan menjadi kekuningan pd waktu
Matang.
Pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur
sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah
telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar
contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit
disbanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas.
Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur.
Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar
kuning telur makin besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup. Sedangkan
oviduk merupakan saluran pengeluaran sel-sel telur yang akan bermuara pada
kloaka.
- Cara Ikan Bereproduksi
Pada
ikan yang pembuahannya secara eksternal, ikan betina tidak mengeluarkan telur
yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih
lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari
ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan
betina mencari tempat yang rimbun oleh tumbuhan air atau diantara bebatuan di
dalam air.
Bersamaan
dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan
melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar
melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi
eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi
melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak
ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning
telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih.
Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan
hidup.
Sedangkan
pada ikan yang pembuahannya secara internal, seperti hiu dan pari. Sel telur
tetap dihasilkan oleh ovarium kemudian menuju oviduk untuk dibuahi dan
selanjutnya akan melekat pada uterus hewan betina.
- Perkembangan Ikan
Awal
perkembangan dimulai saat pembuahan (fertilisasi) sebuah sel telur oleh sel
sperma yg membentuk zygot (sigot). Gametogenesis merupakan fase akhir
perkembangan individu dan persiapan utk generasi berikutnya. Proses
perkembangan yg berlangsung dari gametogenesis sampai dgn membentuk sigot
disebut progenesis. Proses selanjutnya disebut embriogenesis (blastogene)
yang mencakup pembelahan sel sigot (cleavage), blastulasi,
gastrulasi, dan neurulasi. Proses selanjutnya adalah organogenesis
, yaitu pembentukan alat-alat (organ) tubuh. Embriologi mencakup
proses perkembangan setelah fertilisasi sampai dengan organogenesis sebelum
menetas atau lahir Urutan periode perkembangan ikan
Embrio
dini (early embrionic):
dimulai
saat pembuahan telur oleh sperma dan berakhir saat organ-organ
terbentuk
Embrio
transisi (larva):
mencakup
transformasi sistem organ dan bentuk badan embrio dini menjadi mirip seperti
yang dewasa.Bentuk tetap (definitif) terbentuk pada akhir atau menjelang
akhir fase tersebut. Selama fase ini terbentuk 2 macam larva, yaitu: larva
yg hidup bebas dan tdk hidup bebas. Larva hidup bebas mempunyai
bagian (alat) pelindung embrio utk hidup di luar.
Pasca
embrio:Terdiri
dari fase-fase dewasa kelamin dan tua. Pada ikan muda sistem organ reproduksi
telah terbentuk.Bentuk badan spt pada ikan dewasa dan memiliki ciri-ciri
sekunder saat dewasa seksual dan sudah mampu berpijah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar