b) Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet - gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu
sebagai berikut.
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel ini membelah menghasilkan sel telur.
2. Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteridium terdiri dari selapis sel - sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar sel induk spermatozoid - spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat
dua bulu cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung seperti pada skema. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis). Daur hidup tumbuhan lumut dapat digambarkan sebagai mana tertera di bawah ini.
|
Daur hidup tumbuhan lumut
|
c) Klasifikasi
Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati (hepaticeae) dan lumut daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu Briofita atau Bryospida (lumut sejati), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati) dan Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut tanduk). Berikut ini akan kita bahas kita secara singkat ketiga kelas ini.
(1) Briofita (lumut sejati / lumut daun)
Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di tempat - tempat yang lembap. Siklus hidup briofita mengalami pergantian antara generasi haploid dan diploid. Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada gametofit. Contoh lumut sejati (Briofita) :
a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan bercabang, daunnya besar di bagian atas. Tudung spora terdapat pada pucuk tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik.
b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun tumbuhan. Tudung spora terletak pada cabang - cabangnya, bertangkai pendek dan calyptra berbulu. Banyak terdapat di hutan - hutan dan pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter.
c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada batang pohon di atas tanah.
d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon - pohon.
(2) Hepatofita (lumut hati)
Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah - tanah yang cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing - masing menghasilkan anteridium dan arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin jantan sedangkan dalam arkegonium terdapat sel telur.
Pembuahan berlangsung dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah dan sedikit berair merupakan suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air hujan atau percikan air membantu penyerbukan. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran tutunan. Di dalam sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.
Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel yang disebut mangkok di permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
(3) Anthocerofita (lumut tanduk)
Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis (lumut tanduk).
d) Manfaat Tumbuhan Lumut bagi Manusia
Tumbuhan lumut tidak berperan penting dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati sakit hati (hepatitis), yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis - jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.
Wisata (14) f. Reproduksi seksualnya dengan membentuk fgamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada.
a tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut
ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan
porella. Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati
banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab.
Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang
menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari
6000 spesies. lumut
hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang
lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan.
Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok
lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari
6000 spesies. Lumut hati
tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau
tebing. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.
Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang
basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf. Bentuk
lain jarang ditemukan, meskipun ada pula yang terdapat pada tempat-tempat yang
amat kering, misalnya pada kulit-kulit pohon, di atas tanah atau batu cadas,
sehingga tubuhnya perlu mempunyai stuktur yang xeromorf. Dalam tubuh
terdapat alat penyimpan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan
kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon
dalam rimba daerah tropika, dan karena hidupnya di atas daun itu lumut tadi
merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus yang dinamakan epifit.
Pada umumnya asosiasi tumbuhan kriptogam, lumut hati
tidak mengambil peranan yang penting.Diantara lumut hati ada yang tidak
mempunyai klorofil, yaitu yang tergolong dalam marga cryptothallus dan hidup
sebagai saprofit. Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi
suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai sel-sel yang
mengandung minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan
berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri. Dalam bentuk demikian minyak tadi
tidak dapat ditemukan pada tumbuhan lain.
Sampai saat ini sudah di kenal sebanyak 8000 spesies.
Kebanyakan tumbuhan ini hidup pada lingkungan yang lembab, bentunya tidak
menarik kecuali dalam masa, jika tampak biasanya di kacaukan dengan lumut sejati
karena keduanya miri sekali. Tumbuhan merayap pada permukaan tanah, pepagan
pohon, bebatuan lembab, atau pada kayu busuk.sebagian besar dari tumbuhan ini
adalah tumbuhan darat, beberapa spesies hidup di air sebagai akuatik skunder,
artinya mereka itu tumbuhan darat itu yang teradaptasi kembali terhadap
lingkungan air nenek moyangnya.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi
menjadi dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.
Pada kedua kelompok tumbuhan tersebut tubuhnya berbentuk dorsiventral, yakni
tubuh bagian atas bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di sebut
ventral. Organ seksual tumbuh terjadi di permukaan bagian dorsal. Tubuh tumuhan
ini menutupi tanah, berpaut pada tanah dengan rizoid yang berbentuk benang. Rizoid
itu semacam rambut akar, pada tumbuhan tinggi tetapi berlawanan denganya,
biasanya tumbuh pada generasi gametofit.
Tubuh tumbuhan kelompok pertama(lumut hati bertalus)
menujukan cirri-ciri tertentu yang berkembang secara perlahan dari tumbuhan
darat tanpa pembuluh yang tidak di miliki oleh tumbuhan yang tidak dimiliki
oleh nenek moyangnya yang hidup di air. Di antaranya adalah rizoid dan bagian
lain yang beradaptasi terhadap daratan, sepertihalnya adanya jaringan kutikula
yang menutup lapisan epidermis, dan spora berdinding tebal yang di
sesuaikan dengan penyebaran melalui udara.
a. Lumut Hati
Berdaun
Kelompok tumbuhan yang terbesar ini diantara lumut
hati kadang-kadang disebut juga lumut sisik. Umumnya tumbuh subur pada
balok-balok kayu, tanah lembab atau t7umbuh sebagai epifit pada batang atau
cabang pohon. Contoh dari kelompok ini adalah Porella. Tubuh
tumbuhan ini khas dorsiventral, dan tersusun dari suatu sumbu dengan
bentuk-bentuk seperti pada daun. Tidak ada atau sedikit saja diferensiasi internal
dalam jaringannya. Struktur yang seperti daun itu tumbuh lateral pada kedua
sisi sumbu. Dunia lateral kadang-kadang terbagi menjadi dua bagian.
Daun tingkat ketiga muncul dari permukaan ventral.
Terkadang-kadang lumut hati berdaun dikeluarkan dengan lumut sejati, tetapi
dapat diperbedakan jika diperhatikan struktu vegetativnya secara berhati-hati.
Lumut sejati bentuknya simetri radial, artinya daun-daunnya melekat sekeliling
batang, berlawanan dengan lumut hati yang telah dujelaskan di atas. Selain itu,
lumut sejati mempunyai tulang tengah yang tidak terdapat pada lumut hati.
Organ seksual macam lumut ini tumbuh pada generasi
gametifit. Anterida tumbuh pada ketiak daun dan arkegonia tumbuh di ujung, pada
apeks pucuk utama atau cabang-cabangnya. Sporofit dilengkapi dengan kaki,
tangkai, dan kapsul, yang membuka dengan empat katup.
B. Marchantia
Struktur talus kelompok ini lebih komplrks
dibandingkan dengan Riciciocarpus. Talusnya (gametofit) lebih
terspesialisasi, dan organ seksual betina pada banyak spesies muncul di atas
talus yang bertangkai yang disebut reseptakel. Juga anteridia terdapat
pada dasar buah yang bertangkai. Marchantia polymorpha adalah suatu
tumbuhan yang tersebar luas pada ngarai yang lembab dan ternaung. Beberapa
hasil pengamatan menyatakan bahwa tumbuhan ini sering tumbuh di daerah-daerah
rusak akibat terbakar, terutama di daerah yang lembab. Dalam keadaan demikian
tumbuhan itu dapat berkembang dengan subur menjadi hamparan padat selama
bertahun-tahun, secara berangsur digantikan oleh lumut, rumput, dan semaiaan
tumbuhan berkayu. Dalam kondisi seperti itu, talus tumbuhan ini menyebar
berbentuk pita di atas permukaan tanah dan didukung dengan banyak sekali
rizoid. Permukaan talusnya terdiri dari lempengan yang berbentuk intan, yang
menunjukan posisi ruang-ruang udara internal. Suatu irisan melalui talus
menunjukan ruang udara di bagian atas yang dilindungi epidermis. Setiap ruang
berhubungan dengan udara luar melalui pori yang menyerupai cerobong, analog
dengan stoma. Dari dasar ruang udara ini muncul rantai-rantai sel yang
berisikan banyak sekali kloroplas. Bagian pangkal talusnya terdiri dari sel-sel
memadat yang biasanya mengandung butir-butir pati.
Reproduksi seksual pada Marchantia melibatkan
dua jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan jantan, yang mengandung reseptakel
anteridium dan tumbuhan betina yang mengandung reseptakel arkegonium. Tangkai
yang mendukung dasar bunga (reseptakel) itu tumbuh pada cabang vertical
talusnya. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk payung, dengan cuping
yang berbentuk jari, biasanya jumlahnya Sembilan dan sekitar pinggirannya.
Arkegonia tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk
kebawah. Dasar bunga jantan bentuknya seperti cakram, dengan tepi-tepi
berbentuk cangkang remis. Anteridia terpancang pada permukaan atas. Penyerbukan
berlangsung sebelum terjadinya pemanjangan tangkai dasar bunga. Anteridia
merekah di ujungnya, dan sperma melepaskan diri dengan bantuan air hujan kea
rah arkegonia yang dekat tumbuhan tersebut. Penyerbukan selanjutnya berlangsung
seperti pada Ricciocarpus.
Generasi sporofit dimulai dari telur yang sudah
dibuahi, kemudian tangkai dasar bunga bertambah panjang. Zigot membagi-bagi
diri secara berulang-ulang membentuk janin yang multiselular di dalam arkegonium,
yang membesar dengan pertumbuhan janin. Selama perkembangan janin, kelubung
yang berbentuk tabung tumbuh dari dasar setiap arkegonium dan mengelilingi
janinnya. Sehelai jaringan juga tumbuh arah ke bawah pada setiap sisi barisan
arkegonium.
Pada mulanya, janin berbentuk bola tetapi segera
bagian pangkalnya, kaki, tumbuh ke dalam jaringan reseptakel dan berfungsi
sebagai organ untuk absorpsi. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang
dipisahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut
tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok menjadi alur secara
vertikal, dan menjadi elater, yaitu benang-benang memanjang dengan dinding
dalam terpilin. Setelah meiosis dan terbentuknya tetrad spora, tangkainya
memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah, dan kapsul terdorong ke bawah.
Kapsul lalu mongering dan terbuka menyebarkan massa spora seperti kapas dengan
pertolongan angin. Lepasnya spora dari kapsul dibantui oleh elater, yang
sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung, menjadi
kering, dan mengadakan gerakan sentakan yang melemparkan spora ke udara.
Pada tahap-tahap awal perkembangannya, g5enerasi
sporofit Marchantia seluruh hidupnya bergantung pada jaringan gametofit
dalam hal nutrisinya. Meskipun demikian, lebih kemudian tangkai, dinding
kapsul, elater, dan bahkan kaki sporofit menjadi hijau. Sel-sel
jaringan-jaringan tersebut berisi kloroplas amat banyak dan mampu
mengadakan fotosintesis. Sebagian besar kloroplasnya mengandung butir-butir pati.
Bila sporofit itu matang, kloroplas menjadi luruh.
Di samping mengadakan reproduksi seksual dengan spora,
banyak di antara spesies lumut hati ini berkembang biak secara vegetative.
Setelah bagian tumbuhan yang sudah tua mati pada pangkal percabangan talus,
maka kedua cabang yang ada tumbuhan menjadi tumbuhan tersendiri. Pada beberapa
lumut hati, terima kasih Marchantia, terdapat juga struktur khusus untuk
reproduksi vegetative yang dinamakan gemma. Gemma ini tumbuh pada talus bagian
atas. Pada Marchantia, kupula berbentuk mangkuk dan gemmanya sangat kecil
berbentuk lensa yang menempel pada tangkai pendek di dasar kupulla. Gemma dapat
terlepas bebas oleh air hujan dan dapat terbawa agak jauh dari tetuanya.
Bilamana gemma melekat pada bagian pipih di tanah, maka dari bagian bawahnya
keluar rizoid, lalul talus yang baru akan berkembang.
Sebagian lumut hati yang tergolong dalam bangsa ini
mempunyai susunan talus yang agak rumit. Sebagai contoh Marchantiales
polymorpha. Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal,
berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang
tidak begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel-sel
yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik-sisik ventral.
Selain dari itu pada sisi bawah talus terdapat rizoid-rizoid, yang bersifat
fototrop negatif dan dinding selnya mempunyai penebalan kedalam yang bentuknya
seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.
Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula, oleh
sebab itu hampir tak mungkin dilalui oleh air. Jika dilihat dari atas, talus
itu kelihatan berpetak-petak. Dibawah tiap-tiap petak didalam talus terdapat
suatu ruangan udara, dan ditengah petak terdapat suatu liang udara yang
menghubungkan ruangan udara dengan dunia luar. Liang udara itu berbentuk
seperti tong, dan mempunyai dinding yang lebih tinggih talus untuk mencegah
masuknya air. Dinding liang itu terdapat dari empat cincin, masing-masing
cincin terdiri dari empat sel. Pada marga tertentu sel-sel cincin yang paling
dalam, dapat memperlihatkan gerakan menutup. Pada dasar udara terdapat sel-sel
yang mengandung kloroplas dan merupakan jaringan asimilasi. Sel-sel lainnya,
bahkan sel-sel epidermis pum mempunyai klorofil, tetepi tidak seberapa. Bagi
dunia tumbuhan hal itu merupakan perkecualian, karena biasanya gametofit tidak
mempunyai aparat asimilasi yang sedemikian sempurnanya.
Sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak
mengandung klorofil atau sangat miskin akan klorofil dan berguna sebagai tempat
penimbunan zat makanan cadangan, sebagian mengandung minyak. Pada sisi bawah
parekrim, tempat penimbunan makan cadangan bahan tersebut tertutup oleh
selapis sel-sel. Pada sisis atas usuk tengah, umumnya terdapat badan-badan
seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang merupakan piala eram atau
keranjang eram, dengan didalamnya sejumlah kuncup-kuncuperam. Badan-badan
tersebut berguna sebagai alat perkembangbiakan vegetative bagi gametofit.
Gametangium Marchantiales didukung oleh suatu
cabang talus yang tubuh bergerak. Bagian cabang talus tergulung, merupakan
suatu tangkai. Didalam dukungan itu terdapat suatu saluran dengan benang-banang
rizoid. Bagian atas cabanh tadi berulang-ulang mengadakan percabangan
menggarpu, hingga akhirnyamembentuk suatu suatu badan seperti bintang. Tempat
anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales berumah dua. Pendukung
anteridium dinamakan anteridiofor. Pendukung arkegonium disebut arkefoniofor.
Pendukung gametangium O menyerupai suatu cakram
bertoreh delapan pada ujungnya. Pada sisi atas cakram itu terdapat ruang-ruang
terbentuk botol yang bermuarah pada permukaan atas dengan sebuah liang yang
kecil . ruang-ruang itu berisi anteridium dan satu sama lain terpisah oleh
jaringan yang mengandung ruang-ruang udara.dengan perantara
Anteridium pada lumut hati ini tejadi sebagai berikut.
Salah satu sel pada permukaan membelah menjadi beberapa segmen dengan perantara
sekat-sekat melintang .masing-masing sigmen membelah menjadi empat sel oleh
sekat-sekat yang tagak lurus pada asekat-sekat yang dibuat pertama-tama.
Sel-sel yang letaknya dipinggir kemudian menjadi dinding anteridium, yang
letaknya dibagian dalam merupakan sel-sel spermatogen yang kemudian
menghasilkan spermatozoid . jika anteridium telah masak, sel-sel dindingnya
menjadi lendir dan mengembang, hingga spermatozoid- spermatozoid dapat keluar
dan terkumpul dalam suatu tetes air hujan yang terdapat diatas cakram pendukung
gametangium tadi.
Pendukung gametangium ♀ terakhir dengan suatu badan
berbentuk bintang. Segi-segi bintang itu biasa berjumlah 9, tepinya
melipat kebawah, sehingga sisi atas bagian yang mendukung arkegonium itu
menghadap kebawah pula. Akibatnya arkegonium seakan-akan terdapat pada sisi
bawah badan yang berbentuk bintang tadi. Letak arkegonium pada pendukungnya berdekatan
menurut arah jari-jari.
Tiap baris diselubungi oleh selaput yang bergigi yang
dinamakan periketium. Pada pembentukan arkegonium suatu sel yang
permukaan pun menjadi dua. Sel yang bawah akan menjadi tangkai dan yang atas
membalah lagi membujur hingga menjadi empat sel. Tiga sel terdapat dipinggir,
sedang yang satu ditengah-tengah lalu membelah lagi melintang, membentuk sel
tutup dan sel dalam. Ketiga sel yang diperut dan leher arkegonium.
Dari sel dalam akhirnya membentuk sel telur, sel saluran perut dan sel-sel
saluran leher.
Pembuahan berlangsung dalam cuaca hujan. Oleh percikan
air hujan cairan yang mendukung spermatozoid terlempar dari anteridiofor ke
arkegoniofor, sel-sel epidermis badan pendukungarkegonium mempunyai papila dan
membentuk sistem kapiler pada permukaan air tersebut, yang memudahnkan
terpelincirnya spermatozoid kedalam arkegoniofor. Sel-sel epidermis badan
pendukung arkegonium mempunyai papila dan membentuk suatu sistem kapilar pada
permukaan alat tersebut, yang memudahkan tergelincirnya spermatozoid masuk ke
dalam arkegonium. Spermatoziod itu bereaksi kemotaksis terdapat zat putih telur.
Setelah selesai pembuahan, zigot berkembang menjadi
embrio terdiri dari banyak sel, dan akhirnya merupakan suatu sporogonium
bertangkai pendek, kecil berbentuk jorong, dan berwarna hijau, seerti
padaes, sel teratas hasil pembelahan zigot yang pertama, akhirnya berkembang
menjadi kaki dan tangkai sporogonium. Karena ada dinding-dinding parikrinal,
sel-sel dalam kapsul dapat dibedakan dalam sel-sel arkespora membelah menjadi
dua sel, yang sempit (kecil) yanglainya lebar, sel anakan yang lebar itu ada
yang langsung merupakan sel induk spora yang membelah lagi beberapa kali
sebelum menjadi induk spora, sel yang kecil tumbuh menjadi sel-sel yang panjang
berbentuk seperti serabut, berdinding lunak, tetapi mempunyai
penebalan-penebalan berbentuk spiral yang dinamakan elatera.setelah
kapsul spora membuka, elatera dapat bergerak dengan suatu mekanisme kohesi yang
membantu pengeluaran spora dari kapsul tadi.
Pada Marchantia kapsul spora itu mempunyai
dinding yang terdiri dari selapis sel, dengan penebalan-penebalan seperti
serabut. Pada ujung kapsul, dindingnya terdiri dua lapis sel. Di tempat itu
kapsul pada waktu masak mulai robek, tutup terpecah, dan dinding berkerut
membentuk gigi-gigi. Kapsul spora mula-mula masih diselubungi pada perkembangan
sporogonium. Selain dari itu tiap kapsul juga di selubungi suatu selaput tipis
yang berasal dari tangkai arkegonium. Kapsul spora marchantiales dapat
menghasilkan beberapa ratus ribu spora. Spora itu jika jatuh di tempat yang
cocok akan bertambah menjadi protonema yang berupa benang pendek yang
mengandung klorofil, dan selanjutnya berkembang membentuk talus yang
karakteristik bagi Marchantiles tersebut.
Suku Marchantiaeceae dengan contoh-contoh:
-
Marchantia polymorpha, dulu dipergunakan sebagain bahan obat obat
penyakit hepar(hati). Dari sebab itu lumut ini dinamakan lumut hati,
-
M. geminatai
-
Reboulia hemispherica.
Suku Ricciaceae, contoh-contoh Riccia
Fluitans, R. nutans, R. trichocarpa.
C. Lumut hati bertalus
Kelompok tumbuhan ini menarik karena bentuknya
bercabang-cabang. Setiap kali kali talu membagi diri, pembagianya mengarpu
menjadi dua cabang yang sama atau lebih. Pertumbuhanya terjadi melalui
aktifitas dari satu atau lebih sel ujung yang ada pada lekukan-lekukan talus.
Talus bercabang ini bentknya serupa dengan hati mamalia, oleh karena itu
dinamakan lumut hati atau hepaticeae.
Contoh dalam kelompok ini antara lain adalah Ricciciocarpus
natans biasanya tumbuh terapung di air atau pada tanah yang lembab. Berbaga
spesies Riccia, yang lebih banyak cabangnya, dan biasanya membentuk
raset bila tumbuh pada tanah lembab. Recciciocarpus dan Riccia yang bekerabat
dekat merupakan lumut hati yang sederhana. Sifat sederhana ini agaknya kerena
reduksi pada bentuk nenek moyangnya yang jauh lebih komplek dan bukan merupakan
sifat primitive yang menurun.
Setelah spora Ricciciocarpus berkecambah, terjadi
perkembangan talus berbentuk hati yang lebarnya lebih kurang 1 cm. masa besar
talusnya mengapung pada permukaan air kolam dan sungai kecil yang mengalir
lambat. Pada bagian ventral terdapat beberapa rizoid dan banyak sekali sisik
yang berwarna kecoklat-coklatan. Keduanya berfungsi untuk absorbsi air bila
tumbuh di atas tanah, rizoid bertambah banyak dan jumlah sisik-sisik di
permukaan dorsal talus itu terdapat pori yang terbuka dan merupakan ruang udara
yang internal.
Reproduksi tumbuhan ini di lakukan melalui fragmentasi
talus dan melalui spora yang di bentuk pada proses seksual. Organ seksual pada
Ricciciocarpus terdapat pada dasar alur-alur di bagian dorsal talusnya.
Arkogenium yang merupakn organ betina, berbentuk botol atau labu. Dan berisi
sel telur di dasarnya. Di atas sel telur terdapat semacam sumbat yang di
namakan sel kanal ventral. Leher labu arkegonium berisi sederetan sel yang di
namakan sel kanal leher. Anteridium bentuknya oval dengan dinding satu lapis
sel. Dinding yang berbentuk pagar ini melingkupi masa sel yang amat kecil yang
berkembang menjadi sperma atau sel jantan atau di sebut juga anterozoid.
Sel telur yang sudah di buahi mengalami pembesaran dan
di bungkus dengan membrane selulosa yang tipis. Hasil perkawinan, yaitu zigot,
menjalani serangkaian pebelahan sel dan membentuk suatu masa sel yang bundar
yang di sebut janin (embrio). Sel-el janin pada permulaanya sama,tetapi
akhirnya lapisan sel yang paling luar menjadi lebih jelas di bandingkan dengan
bagian yang di tutupinya. Lapisan paling luar disebut dinding kapsul. Ketika
janin menjadi matang, sel-sel dalam kapsul terpisah-pisah menjadi bulat, dan
berfungsi menjadi sel induk spora. Bersamaan dengan pembesaran janin, dasar
arkegonium berkembang menjadi setebal dua sel.
Setiap sel induk spora di dalam kapsul spora menjalani
meiosis sehingga menjdi 4 spora. Pada Ricciciocarpus, jumlah kromosom pada sel
telur yang sudah di buahi sel induk spora, dan sel-sel kapsulnya ialah delapan.
Oleh karena itu jumlah n setiap spora setelah meiosis adalah empat. Pada lumut
hati yang lain, umumnya ialah n=8 dan 2n=16.
Spora yang di bentuk dari sel induk spora cenderung
membentuk kumpulan yang bundar yang terdiri dari empat spora, kumpulan ini
disebut tetrad. Bersamaan dengan masaknya spora, kapsul juga pecah sehingga
gerakan spora menjadi lebih bebas. Akhirnya spora terlepas kerena talus
membusuk, dan berkecambah pada musim yang berikutnya.
Siklus hidup Ricciocarpus sebagaimana tampak
adalah gambaran umum siklus hidup semua lumut hati dan lumut sejati. Spora,
tubuh tumbuhan, organ seksual, dan gamet-gamet semuanya terdapat pada generasi
gametofit atau generasi n. setelah penyerbukan dan pengandaan jumlah
kromosom, tumbuhlah zigot yang terkembang menjadi kapsul yang berisi sel induk
spora. Struktur ini merupakan generasi 2n. generasi gametofit pada semua lumut
hati dan lumu sejati adalah autotrof. Embrio, kapsul, dan induk spora pada Ricciocarpus
mengandung klorofil, tetapi tidak terbentuk pati dan tidak ada bukti bahwa buat
bahan makanan di dalamnya. Perkembangan generasi sporofit bergantung pada
generasi gametofit dalam hal keperluan air, dan sebagian besar, mungkin semua,
bahan makanan untuk pembentukan dan pematangan spora. Pada lumut hati dan lumut
daun yang lain, generasi sporofit dapat memproduksi sejumlah makanan. Oleh
karena itu tidak seluuhnya bergantung pada generasi gametofit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar