Selasa, 05 Februari 2013

Reproduksi lumut hati

Reproduksi seksual pada Marchantia melibatkan dua jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan jantan, yang mengandung reseptakel anteridium dan tumbuhan betina yang mengandung reseptakel arkegonium. Tangkai yang mendukung dasar bunga (reseptakel) itu tumbuh pada cabang vertical talusnya. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk payung, dengan cuping yang berbentuk jari, biasanya jumlahnya Sembilan dan sekitar pinggirannya. Arkegonia tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk kebawah. Dasar bunga jantan bentuknya seperti cakram, dengan tepi-tepi berbentuk cangkang remis. Anteridia terpancang pada permukaan atas.Penyerbukan berlangsung sebelum terjadinya pemanjangan tangkai dasar bunga. Anteridia merekah di ujungnya, dan spermamelepaskan diri dengan bantuan air hujan kea rah arkegonia yang dekat tumbuhan tersebut. Penyerbukan selanjutnya berlangsung seperti pada Ricciocarpus . Generasi sporofit dimulai dari telur yang sudah dibuahi, kemudian tangkai dasar bunga bertambah panjang. Zigot membagi-bagi diri secara berulang-ulang membentuk janin yang multiselular di dalam arkegonium, yang membesar dengan pertumbuhan janin. Selama perkembangan janin, kelubung yang berbentuk tabung tumbuh dari dasar setiap arkegonium dan mengelilingi janinnya. Sehelai jaringan juga tumbuh arah ke bawah pada setiap sisi barisan arkegonium. Pada mulanya, janin berbentuk bola tetapi segera bagian pangkalnya, kaki, tumbuh ke dalam jaringan reseptakel dan berfungsi sebagai organ untuk absorpsi. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok menjadi alur secara vertikal, dan menjadi elater, yaitu benang-benang memanjang dengan dinding dalam terpilin. Setelah meiosis dan terbentuknya tetrad spora, tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah, dan kapsul terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka menyebarkan massa spora seperti kapas dengan pertolongan angin. Lepasnya spora dari kapsul dibantui oleh elater, yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung, menjadi kering, dan mengadakan gerakansentakan yang melemparkan spora ke udara. Pada tahap-tahap awal perkembangannya, generasi sporofit Marchantia seluruh hidupnya bergantung pada jaringan gametofit dalam hal nutrisinya. Meskipun demikian, lebih kemudian tangkai, dinding kapsul, elater, dan bahkan kaki sporofit menjadi hijau. Sel-sel jaringan-jaringan tersebut berisi kloroplas amat banyak dan mampu mengadakan fotosintesis.Sebagian besar kloroplasnya mengandung butir-butir pati. Bila sporofit itu matang, kloroplas menjadi luruh. Di samping mengadakan reproduksi seksual dengan spora,banyak di antara spesies lumut hati ini berkembang biak secara vegetative. Setelah bagian tumbuhan yang sudah tua mati pada pangkal percabangan talus, maka kedua cabang yang ada tumbuhan menjadi tumbuhan tersendiri. Pada beberapa lumut hati, terima kasih Marchantia, terdapat juga struktur khusus untuk reproduksi vegetative yang dinamakan gemma. Gemma ini tumbuh pada talus bagian atas. Pada Marchantia, kupula berbentuk mangkuk dan gemmanya sangat kecil berbentuk lensa yang menempel pada tangkai pendek di dasar kupulla. Gemma dapat terlepas bebas oleh air hujan dan dapat terbawa agak jauh dari tetuanya. Bilamana gemma melekat pada bagian pipih di tanah, maka dari bagian bawahnya keluar rizoid, lalul talus yang baru akan berkembang. Sebagian lumut hati yang tergolong dalam bangsa ini mempunyai susunan talus yang agak rumit. Sebagai contoh Marchantiales polymorpha. Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik-sisik ventral. Selain dari itu pada sisi bawah talus terdapat rizoid-rizoid, yang bersifat fototrop negatif dan dinding selnya mempunyai penebalan kedalam yang bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak sempurna. Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula, oleh sebab itu hampir tak mungkin dilalui oleh air. Jika dilihat dari atas, talus itu kelihatan berpetak-petak. Dibawah tiap-tiap petak didalam talus terdapat suatu ruangan udara, dan ditengah petak terdapat suatu liang udara yang menghubungkan ruangan udara dengan dunia luar. Liang udara itu berbentuk seperti tong, dan mempunyai dinding yang lebih tinggih talus untuk mencegah masuknya air. Dinding liang itu terdapat dari empat cincin, masing-masing cincin terdiri dari empat sel. Pada marga tertentu sel-sel cincin yang paling dalam, dapat memperlihatkan gerakan menutup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Efek Blog